Minggu, 09 Juli 2017

BAHAYANYA TELAT SADAR

Oleh : Kundrat Kanda Permana. Dengan puasa kita dituntut untuk bangun lebih awal. Apalagi yg menyediakan sahur, ia harus lebih awal dari yg lainnya. Bangun lebih awal berarti kita sadar lebih awal, karena orang tidur tentu tidak sadar, walaupun bisa berminpi indah. Kalau kita bangun terlambat, berarti kita telat sadar, sementara pesaing kita sadar lebih awal, dalam skala besar keterlambatan untuk sadar itu akan jd malapetaka besar yg membawa kehancuran. Sejarah mencatat, persia hancur karena mereka telat sadar kalau pasukan muslim sedang on fire, mereka merasa jadi negara super power, dan di tangan umar persia terhapus dr kancah dunia. Begitu juga kekhalifahan abasyiah yg telat sadar, kalau pasukan mongol di bawah hulagu khan adalah ancaman yg serius, namun khalifah menganggap kecil, dan alhirnya bagdad hancur berkeping dengan kepedihan mendalam selain jutaan jiwa mati, dan kota hancur, kekuasaan pun tumbang. Melayu singapore, telat sadar kalau pendatang menguasai mereka, juga filipina negri muslim yg dimurtadkan spanyol, sekarang malah pribumi moro yg jd dianggap sparatis, padahal negri itu dulu punya mereka. Bisnis Nokia yg merajai ponsel selama belasan tahun, hancur oleh kelngahan dan keterlambatan sadar, bahwa os syimbian tak bisa bersaing lawan aple dan android. Krn kesombongan nokia menolak mentah2 os android. Begitu juga excite sebagai web soft mesin pencari pionir yg telat sadar ketika lary page menawarkan google untuk dijual dengan harga yg murah hny 1% dr nilai bisnisnya, google dipandang sebelah mata, dan apa yg terjadi sekarang? Excite bangkrut dijual ke ask.com google malah jadi adidaya. Yg menjadikan dua pemiliknya jd org no 5 dan 6 terkaya dunia. Kodak menemukan kamera digital dibtahun 1975, lebih awal dr siapapun, tp keterlambatan mereka melempar ke pasar, membuat sang legenda hamcur tinggal kenangan. Kenapa dia menyimpan teknologi sampai 20 tahun, dan membiarkan org lain menyusulnya, itulah blunder yg fatal. Banyak kisah tentang keterlambatan untuk sadar yg beralhir penyesalan dalam. Maka pelajarilah setiap pertanda (ayat) sebelum kita bertemu dengan kata sesal.

Salah Kaprah Klaim Keberhasilan Pemimpin dari Pembangunan Fisik

Oleh: Kundrat Kanda Permana Hampir setiap pemimpin mengklaim keberhasilan dirinya dilihat dari gedung atau taman yang dia bangun. Baik dari leel presiden sampai level bupati dan walikota. Jokowi merasa dirinya hebat karena membuat jalan baru, ahok pun merasa jadi gubernur top karena bangun mesjid daan mogot dan taman kalijodo, tak ketinggalan ridwan kamil dielu-elukan media karena membuat taman-taman di seputar bandung. Mari kita kaji benarkah itu semua prestasi? Pertama, pembangunan sarana fisik seperti itu memang bagus, tapi itu sangat standar, semua pemimpin di masa kepemimpinannya pasti membangun sarana fisik, tak ada yang spesial dengam itu. Kedua, uang yang dipakai membangun adalah uang APBN/APBD yang berasal dari pajak rakyat, atau hutang luar negeri. Jadi apa hebatnya membangun sarana fisik, kalau toh anggaranya tersedia. Ketiga, apakah sudah teruji berapa efek ekonomi dari pembangunan sarana itu, jika biaya yang besar digelontorkan untuk pembangunan fisik, sementara itu berasal dari hutang yang tentu harus dibayar pake bunga. Sudah terhitungkah sejauhmana efek peningkatan ekonomi dari pembangunan itu atau malah lebih besar pasak daripada tiang. Pemimpin yang hebat itu ialah yang bisa menaikan kesejahteraan rakyatnya, indikator dari kesejahteraan yang paling sohih adalah ketersediaan uang atau katerjangkauan harga. Jadi tak perlu berbangga dengan prestasi palsu, jika semua itu tidak ada korelasinya dengan kesekahteraan rakyat. Jika kehebatan pemimpin diukur dari pembangunan gedung, maka fir’aun lah pemimpin yang paling hebat, sebab dia bisa membuat bangunan yang bisa bertahan berabad-abad lamanya https://www.telegram.co.id/published/2017/07/06/salah-kaprah-klaim-keberhasilan-pemimpin-dari-pembangunan-fisik/

KETIKA JULAIKHA MENGAKBARKAN YUSUF

Sewaktu kecil kita diceritakan kisah tenntang Yusuf yang super keren. Salah satu penggalan menarik dari kisah itu ialah, ketika julaikha menyuruh para dayangnya untuk mengiris sesuatu berbarengan dengan lewatnya Nabi Yusuf dengan pesona wajahnya yang memukau, apa yg terjadi kemudian, tanpa sadar para dayang mengiris jari tanganyan sendiri. Tentu kisah itu bukanlah dongeng orang-orang terdahulu, karena penggalan kisah itu tersirat dalam qur'an. Tentu juga kisah itu bukan hendak menceritakan sebuah dingeng fantasi ala disney, tapi ada konten khusus yg termuat dari kisah itu. Apakah keteledoran itu hanya prilaku para dayang julaikha? Dan cerita itu tak kita alami sekarang? Tentu kita semua melakukan itu dalam versi yang berbeda. Bukankah kita sering mengakbarkan sesuatu yang membuat kita lena sehingga kita mencederai diri sendiri. Bukankah banyak kita saksikan orang yang mengakbarkan APBN tanpa sadar memotong nama baik dan keselematanya sendiri, para politisi yang mengakbarkan jabatan, para penjilat yang mengakbarkan presiden, para politisi yang mengakbarkan partai, rakyat yang mengakbarkan idola, dan semua yang mengakbarkan berhala buatan manusia dengan nama yang berbeda2, apakah itu konsep ataupun lembaga. Falamma roainaahu akbarnaahu, waqoto'na aidiyahuma. ( maka tatkala kami mandangnya, kami mengakbarkanya, dan kami potong tangan lesadarannya. Begitulah pesona materi yang kadang selalu menjadi penghalang bagi kesadaran dan kejernihan memandang sesuatu. Kita terlena dengan sesuatu yang nampak indah, sehingga kita kehilangan kendali pada diri sendiri. Padahal komitmen kita selalu meangakbarkan Alloh swt. Mengakbarkan Allah akan menarik kesadaran dan nalar kita untuk memandang hidup yang dicipta dengan ilmunya menjadi sebuah pemahaman yg rasional dan penuh kesadaran. Mengakbarkan allah akan linier dengan memahami total alam ini, dan hukum hidup yang terlahir dari ilmua, sekaligus mewakili kekuasaanya. https://www.konfrontasi.com/content/opini/kisah-julaikha-mengabarkan-yusuf